Selamat pagi, selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad. Semoga semua yang terjadi memberikan kebaikan di masa mendatang dan menjadi nasehat untuk diri kita semua. Ada berita dari teman mahasiswa di Korea Selatan dalam kunjungan Menristekdikti.
Artikel yang saya kutip dari kbriseoul.com bahwa untuk mengakhiri lawatan kerjanya dalam mengikuti the 6th ASEM Education Ministers’ Meeting (ASEMME6) di Seoul, Korea Selatan, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyempatkan diri mendengar curhatan Mahasiswa Indonesia (22/11). Saat itu pula ia memberi lima pesan.
Dalam suasana akrab dan bersahaja, Menristekdikti Prof.
H. Mohamad Nasir mendengarkan dengan ta’zim berbagai pengalaman dan
curhatan mahasiswa Indonesia di Korea Selatan. Intinya ia menekankan
kultur pendidikan di Korea selatan seharusnya membuat para mahasiswa
Indonesia menjadi tangguh dan mandiri.
Di
akhir acara, Menristekdikti memberikan lima pesan berharga. Dikatakan,
mahasiswa tidak perlu risau ilmunya tidak bisa diaplikasikan di
Indonesia. “Setelah lulus nanti, jangan berfikir akan mendapatkan kerja
apa, tetapi fikirkan untuk membuka lapangan pekerjaan baru dengan
inovasi dan kebutuhan yang ada di masyarakat,” demikian pesan
pertamanya.
Kedua,
agar seluruh mahasiswa Indonesia yang ada di Korea Selatan, terutama
yang belajar dengan menggunakan skema beasiswa, untuk memanfaatkan
beasiswanya seoptimal mungkin, dan memberikan sumbangsih kepada bangsa
Indonesia melalui prestasi.
Ketiga,
dimanapun mahasiswa berada harus berusaha mencapai prestasi yang
maksimal. “Prestasi mahasiswa adalah ujung tombak untuk menjadi bangsa
pemenang, “ katanya.
Keempat,
Menristekdikti janjikan kepada para mahasiswa berprestasi yang memiliki
inovasi berupa bantuan dana bagi pengembangan berikutnya. Bahkan
Menristekdikti menekankan bahwa hak atas kakayaan intelektual bagi
berbagai inovasi tersebut nantinya akan menjadi milik para innovator itu
sendiri, bukan milik pemerintah.
Terakhir,
ia berpesan kepada para mahasiswa untuk kembali ke Indonesia setelah
mereka menyelesaikan pendidikannya. “Masih banyak peluang bisnis
potensial untuk dikembangkan di Indonesia, khususnya yang berbasis
internet,” demikian pungkas Menristekdikti.
Pertemuan
Menristekdikti yang difasilitasi oleh KBRI Seoul berjalan dengan
suasana akrab layaknya pertemuan ayah dan anak-anaknya yang terpisah
sekian lama. Sambil menyeruput kuah sup daging, Menteri Nasir tekun
menyimak berbagai hal yang diungkapkan oleh mahasiswa dan sesekali
tersenyum dan kadang pula tergelak.
Mahasiswa
Indonesia yang sebagian besar adalah pengurus Persatuan Pelajar
Indonesia di Korea selatan (Perpika) tersebut merasa beruntung dapat
bertemu wajah dan berbincang akrab dengan Menteri yang cukup
menginspirasi ini. “Hanya disini saya bisa bertemu Pak Menteri, kalau di
Jakarta mungkin akan sulit sekali,” tutur Bima Bhaskara, Wakil Presiden
1 Perpika.
Menristekdikti
mengakhiri lawatan kerjanya di Seoul, Korea Selatan tanggal 23 November
2017. ASEMME6 sendiri telah ditutup secara resmi pada tanggal 22
November 2017 dengan penyerahan secara resmi ASEM Education Secretariat
dari Pemerintah Indonesia yang diwakili Menristekdikti kepada
Pemerintah Belgia yang akan menjadi tuan rumah untuk periode 2017 –
2021.
Semoga bermanfaat. Annyeonghaseyo.πππ
Semoga bermanfaat. Annyeonghaseyo.πππ
Komentar
Posting Komentar