Selamat pagi. Kabar hari ini datang dari KBRI Seoul mengenai cara megobati rindu Indonesia. Rasa penat setelah sekian lama bekerja di rantau, jauh dari keluarga dan sanak saudara acap kali membuat masyarakat Indonesia di Korea Selatan dihimpit perasaan galau. Namun semua terobati pada hari itu, tepatnya hari Minggu 4 Maret 2018.
Tak kurang dari seribu masyarakat Indonesia berbaur dengan masyarakat setempat, tumpah ruah berjoget, bersendagurau, dan menikmati makanan khas daerahnya dalam helatan bertajuk Konser Musik dan Budaya Indonesia di Kota Siheng, Korsel yang digagas oleh Sahabat Kita Foundation.
Tak ayal acara yang digelar sehari penuh itu berhasil menyatukan mereka melalui irama yang silih berganti membawa nuansa kampung halaman di rantau Korea.
Meskipun cuaca di Kota Siheng, sekitar satu jam berkendara dari Seoul, sedikit mendung dan gerimis acapkali jatuh, antusiasme masyarakat telah nampak sejak pagi. Mereka berkelompok memadati berbagai stan yang mejual makanan khas Indonesia.
Berbagai penganan kecil seperti kue lumpur hingga ayam taliwang dan pecel madiun menjadi juaranya. Chef Kampiun Indonesia William Wongso pun ikut dihadirkan guna memberikan tips menyiapkan makanan khas Indonesia yang gampang dengan berbagai bahan yang ada di Korea.
Sementara itu atraksi seni dan budaya dimulai tepat pukul 13.00 dengan penampilan berbagai grup band masyarakat Indonesia yang mayoritas merupakan Pekerja Migran. Berbagai genre musik dimainkan. Mulai dari hardcore, sweet rock, pop, hingga danggdut. Kesemuanya mendapat sambutan yang sama. Meriah!!!
Penonton membanjiri bibir panggung. Asyik bergerak dan bergoyang mengikuti irama silih berganti.
Atraksi tradisionalpun tak urung mendapat sambutan sama riuhnya. Saat Reog Ponorogo dari Kelompok Singo Mudho Korea dan Jaranan atau Kuda Lumping dari Kelompok Turonggo Manggolo Budoyo Korea, hingga Tari Lengger dari Paguyuban Wonosobo tampil di area festival di tempat pertunjukan.
Merekapun kembali asyik menirukan gerak seirama dengan nada yang dimainkan.
Puncaknya adalah penampilan dua biduan dangdut yang didatangkan dari Jakarta. Dialah Anjar Agustin Monata dan Rena yang merupakan jebolan kontes bakat dangdut di stasiun TV nasional.
Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi yang hadir untuk membuka Konser Budaya turut mengajak semua untuk bergembira. Dubes juga berpesan agar semua WNI di Korsel selalu menjaga kesehatan dan lebih berhati-hati saat bekerja.
“Tahun 2017 terdapat 26 saudara kita yang meninggal akibat kecelakaan kerja ataupun masalah kesehatan. Saya inginkan itu tak ada lagi. Untuk itu, saya harapkan semuanya agar menjaga kesehatan, mengikuti berbagai aturan keselamatan kerja dan istirahat yang cukup,” pesan Dubes.
Dewan Kota Siheng Mr. Hong Wan Sam yang turut membuka gelaran budaya mengungkapkan kegembiraannya atas terselenggaranya konser budaya ini. “Mari kita bergembira bersama, mencari uang bersama, dan berjuang untuk kesejahteraan bersama,” ujarnya. Tak lupa Mr. Hong mengungkapkan terima kasih atas kontribusi Warga Negara Indonesia, khususnya di Kota Siheng dan sekitarnya, yang telah turut mengangkat perekonomian daerahnya.
Konser Musik dan Budaya Indonesia di Kota Siheng diselenggarakan sebagai ajang silaturahim antar sesama warga Indonesia dan untuk mengobati rasa rindu warga Indonesia terhadap tanah kelahiran. Selain itu, acara ini ditujukan memupuk solidaritas sosial. Sebagian hasil dari acara akan disumbangkan untuk “Sekolah Tapal Batas” di Pulau Sebatik yang berbatasan dengan Malaysia.
Warga Indonesia di Korsel saat ini berjumlah sekitar 40.000 orang. Sebagian besar dari mereka adalah pekerja migran. Warna WNI di Korsel sangat beraneka ragam. Mereka tergabung dalam lebih dari 30 paguyuban kedaerahan, telah berkontribusi mendirikan puluhan masjid dan belasan gereja di Korsel.
Bersama Perwakilan RI di Korsel, berbagai paguyuban tersebut secara aktif turut mempromosikan seni dan budaya Indonesia. Humas kota Siheng Miss Kim Gi Sul tak pelak mengakui bahwa hanya komunitas masyarakat Indonesia lah yang secara aktif menggelar promosi budaya di sana. “Kami berterima kasih karena hal ini sangat penting dalam menjembatani saling pengertian antara masyarakat Korsel dan Indonesia,” tuturnya. ()
Selamat membaca semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar